Mimpi adalah pengalaman yang menarik sekaligus misterius bagi setiap orang. Saat orang dalam kondisi relaks atau tidur, ia mengalami pengalaman di alam bawah sadar di mana terjadi komunikasi antara tubuh, pikiran, dan jiwa. Seringkali, Anda bahkan tidak sadar Anda bermimpi.Mimpi adalah sesuatu yang susah untuk dihindari. Tapi, bagaimana kalau ada cara untuk mengendalikan, memanfaatkannya, sambil sekaligus menurunkan berat badan saat Anda bermimpi?
Beberapa poin penemuan berikut ini menunjukkan bagaimana mimpi bisa bermanfaat untuk Anda:
-Help Solve a Problem
Pernahkan Anda mendengar pepatah bahwa mimpi bisa membantu menyelesaikan masalah? Jangan bertanya-tanya lagi, karena mimpi memang membantu. Masalahnya adalah mimpi hanya membantu menyelesaikan masalah yang memerlukan tetesan ilham yang tidak terduga --atau lebih dikenal sebagai "Eureka!".
Peneliti University of Lancaster di Inggris menemukan bahwa selama tidur di siklus REM (rapid eye movement), bola mata Anda bergerak dengan tidak teratur ketika Anda sedang bermimpi. Pada saat itu, bagian frontal cortex di otak kita memproses mimpi kita dan mengintegrasikannya dengan pertanyaan yang sedang kita renungkan. Jaringan memori kita dirangsang untuk berputar, dan sebagai hasilnya membentuk koneksi-koneksi yang aneh untuk menjelaskan masalah yang sedang dialami.
-Dream Up the Next Big Thing
Mesin jahit otomatis, senjata anti pesawat yang dikendalikan oleh komputer, begitu juga eksperimen Otto Loewi pada saraf impuls yang dianugerahi hadiah Nobel; semuanya itu didapat dari mimpi. Demikian diungkapkan Deirdre Barret, seorang psikolog di Harvard University dan penulis buku "The Committee of Sleep".
Jadi, bagaimanakah Anda meningkatkan peluang untuk memimpikan terobosan-terobosan baru? "Pertama, pikirkanlah masalah Anda sebelum anda tidur," kata Barret. Taruhlah di pikiran Anda suatu gambar yang merepresentasikan masalah Anda (contoh: laptop Anda yang lemot). Kemudian, apapun yang Anda lakukan, pastikan Anda tidak bergerak sampai Anda terbangun, karena mengganti posisi kepala sedikit pun bisa menggantikan mimpi. Jika Anda mendapatkan mimpi yang tidak masuk akal, cobalah pikirkan bagaimana mimpi tersebut bisa melambangkan masalah Anda. Menurut hasil studi Barret, sebanyak 50% dari relawan memimpikan masalah mereka dan 25% berhasil memimpikan solusinya.
-Why, Yes! You Can Be in Fiji by Midnight Tonight
Anda dapat mencoba untuk mengontrol konten mimpi Anda –-jika Anda percaya tagline dari banyak aplikasi smartphone yang tersedia. Salah satu aplikasi ini, dinamakan Sigmund, dikembangkan oleh lulusan Harvard dan MIT. Aplikasi tersebut membisikkan kata-kata yang Anda pilih dari database selama Anda tidur dalam siklus RIM. Aplikasi lain, Dream:ON, menggunakan accelerometer yang bisa mendeteksi jika Anda sudah berada dalam siklus REM dan memutar suara-suara yang sudah Anda pilih dari database --seperti berjalan di taman atau bermain di pantai.
-Bigger Dreamers Have Tinier Waistlines
Program "Dream Diet" mengungkapkan bahwa semakin sering Anda bermimpi, semakin jarang Anda akan lapar. Relawan dalam sebuah penelitian di rumah sakit St Luke's di AS, diberikan program makan dalam kondisi yang berbeda-beda. Selama empat hari, mereka disuguhi makanan setelah tidur dalam durasi yang berbeda, setelah itu mereka berpuasa selama sehari, dan akhirnya diberikan makan sepuasnya pada hari ke-6 dan 7.
Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa ketika para relawan tidur hanya empat jam per malam, metabolisme mereka melambat dan mereka mengonsumsi lebih banyak makanan yang mempunyai banyak kandungan lemak dan karbohidrat seperti pasta, coklat dan puding. Yang menyebabkan ini adalah kurangnya energi yang mengatur tahap kedua tidur dan juga kurangnya tidur dalam siklus REM.
Percaya atau tidak, bermimpi sangat menuntut kalori; dan karena siklus REM menjadi lebih lama setelah jam keenam, Anda membakar lebih sedikit kalori --dan ingin memakan lebih banyak-- waktu Anda bangun. Jika Anda sering memimpikan kue, Anda mungkin tidak akan terlalu makan kue tersebut. Cobalah pisang sebagai ganti kue. Studi menemukan bahwa vitamin B-6 yang dikandung dalam pisang mendongkrak kejelasan mimpi dan daya ingat.
-Your Night-Owl Habit Has a Downside
Semua orang pasti pernah mengalami mimpi buruk. Studi di Universitas Yuzuncu Yil di Turki mengungkapkan bahwa orang yang sering begadang di malam hari (terutama para wanita) lebih sering mendapatkan mimpi buruk. Hal ini mungkin disebabkan oleh pola tidur yang tidak teratur. Sementara, kebanyakan orang mempunyai peningkatan di level kortisol pada pagi hari. Hormon yang menyebabkan stres ini menyerang orang yang sering begadang pada saat mereka sedang mereka tidur, dan menyebabkan mimpi buruk. Ini disebabkan karena peningkatan kortisol bertepatan dengan siklus REM yang sedang dialami.
-The Upside of Nightmares (Part I)
Kabar baik: Mimpi buruk (ternyata) baik bagi kesehatan mental Anda. Mimpi yang membuat Anda berkeringat dingin dan dada Anda berdebaran bisa membawa kita ke keadaan mental yang lebih sehat pada saat Anda bangun. Setidaknya, demikian kata psikolog Rosalind Cartwright di Rush University. Pada saat ia mempelajari orang yang sedang mengalami stres berat, seperti setelah penceraian, Cartwright menemukan satu paradoks: orang yang depresi berat sering mendapatkan mimpi yang menyenangkan (juga singkat dan kurang rinci). Di sisi lain, orang-orang yang lebih stabil secara mental, ternyata lebih sering mendapatkan mimpi buruk. Kesimpulannya: di alam bawah sadar, bermimpi tentang konflik membantu untuk mengatasi kekacauan batin yang mungkin akan dialami di masa depan.
-The Upside of Nightmares (Part II)
Mengalami mimpi buruk selama mengandung, seperti mimpi tentang trauma begitu kelahiran dan kehilangan bayi, mungkin bisa memudahkan proses kelahiran. Ini merupakan kesimpulan dari para peneliti di University of Messina di Italia. Rata-rata, wanita yang mendapatkan lebih banyak mimpi buruk, diketahui menjalani proses delapan menit lebih cepat. Mereka juga lebih jarang mendapatkan depresi post-partum.
-You've Heard of Jet Lag? Meet "Dream Lag"
Anda melihat mantan Anda di jalan pada Senin lalu, jadi kenapa Anda bermimpi tentang dia sekarang? Peristiwa-peristiwa yang kita alami pada pagi hari sering datang kembali dalam bentuk mimpi di malam hari; tapi mereka juga sering muncul seminggu setelah peristiwa itu terjadi.
Kejadian ini dikenal sebagai "dream-lag effect". Jelasnya, selama REM, hippocampus memakan waktu selama 5 sampai 7 hari untuk mentransfer memori-memori tertentu kepada penyimpanan memori jangka panjang di neokorteks. Studi yang dipimpin oleh Mark Blagrove, direktur dari Sleep Lab di Swansea University, menemukan bahwa "dream-lag effect" lebih sering menampilkan kejadian-kejadian yang kita anggap positif. Para ilmuwan menganggap bahwa ini adalah cara untuk memproses ulang memori dalam mimpi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar